Cerita Nakal Dewasa - Tidak
ada yang bisa memaafkan dengan apa yang pernah saya lakukan. Yang
pernah kami lakukan, lebih tepatnya. Suatu perbuatan yang tidak terpuji,
maksud saya adalah pembenaran dari suatu hal yang buruk atau mungkin
hal yang menjauh dari kesucian, dari tindakan buruk yang pernah kami
lakukan. Tapi pasti ada alasan, pasti ada, pasti selalu ada konsekuensi
dari suatu kelakuan yang buruk. Saya tidak meminta simpati dari para
pembaca, tapi jika anda mempunyai empati dari cerita yang saya buat,
saya harap cerita ini bisa membuat anda mengerti. Memang, alasan saya
menulis cerita ini untuk mengklarifikasi dan sebagai motivasi dan
kelemahan dan juga suatu kebutuhan yang didasari suatu kebodohan dan
juga mungkin kesenangan dari sebuah hubungan sedarah kami, sewaktu saya
menyetubuhi anak laki – laki saya.
Jika cerita ini memang terdengar
klise atau sudah pernah di tulis, itu hanya disebabkan oleh kesamaan
suatu keadaan perilaku Manusia. Namun cerita ini berdasarkan dari kisah
saya. Robbie (pacarnya memanggilnya Robert, teman2 nya memanggilnya Rob,
tapi aku tetap memanggilnya Robbie, anak laki2 ku yang sangat ku
sayang) sekali lagi dia mengganggu privasi aku, sewaktu aku mandi. Yang
ke-3 kalinya di dalam bulan ini. Dengan alasan sebelumnya bahwa adik
perempuannya memakai kamar mandi kami yang lain, dan Robbie menjadi
sangat benar2 cerdik dalam kenakalannya. (suatu alasan yang memang tidak
bisa aku sanggah)
Saat pertama dia hanya buang air
kecil, tapi dia lakukan dengan waktu yang lama, menggoyangkan penisnya,
memasukan ke celananya dan menutup retsleting celananya sebelum dia
berlalu. Memang seperti itu prosedurnya (kecuali memang karena harus
melakukan sesuatu yang membutuhkan waktu yang panjang). Dia pernah
menanyakan kepadaku tentang sesuatu (tapi aku lupa tentang apa) dan
pertanyaan itu membuat dia semakin lama untuk keluar dari kamar mandi,
aku jadi curiga dia berusaha untuk melihat sekilas tubuh telanjangku
dari balik kaca plastic yang buram, tetapi tetap bisa memperlihatkan
lekuk tubuhku yang langsing diusiaku yang ke- 38 ini.
Aku harus mengakui dimana aku
tidak bisa menyembunyikan diriku lebih jauh, dari anak laki – laki yang
berumur 16 tahun dan sebagai remaja masa kini, pasti sudah melihat
banyak sekali tubuh wanita yang sedang telanjang. Sudah pasti saat dia
sedang kencan (dan jika beruntung) dia akan mendapatkan semua kejujuran
dan kebohongan apa yang disimpan wanita, tentang suatu rahasia yang
berada diantara kaki wanita, secara pribadi. Sebenarnya aku tidak
berpikir lebih tentang niatnya untuk mengintip ku sampai nanti, setelah
beberapa saat Robbie muncul waktu aku sedang menyabuni tubuhku. Saat itu
juga aku langsung membilas tubuhku dari sabun, dan seketika itu juga
aku tersadar dengan isyarat bahwa aku tidak sendirian dirumah. Suamiku
sudah pergi ke kantor pagi2 sekali, lalu dimana Sally ? Aku berkata di
dalam hati.
Popular : Obat Kuat Di Ranjang
“ Maaf, Mam”, terdengar suara
dari anak lakiku yang mempunyai tubuh lumayan atletis itu. “ Sally
memakai kamar mandi yang lain dan aku sudah putus asa tidak tahan ingin
buang air kecil, jadi aku masuk ke kamar mandi Mama”. Kata Robbie
kepadaku, sambil membalikan badan ke kloset, dan duduk di kloset,
setelah itu saya melihat bayangannya dari balik kaca penghalang plastic
dia menurunkan celana boxernya dengan sekali gerakan “ Dia bilang mau
buang air kecil, tapi kenapa dia duduk di kloset dan melepas semua
celananya”, aku bergumam di dalam hati. Setelah aku perhatikan, suatu
perhatianku kepadanya yang tidak terlalu khusus,”Mmm..”, aku bergumam
yang gumaman ku mungkin agak keras dan bisa terdengar diantara derasnya
suara air pancuran, dan aku tetap melanjutkan membilas badanku. Dan
diluar ruangan shower, aku melihat dengan sudut mataku ada semacam rupa
gerakan yang berirama, dan sudah bisa dipastikan itu adalah gerakan yang
sangat familiar.” Sepertinya dia sedang menarik Penisnya, benar gak
ya..Hmmm”, aku jadi sedikit penasaran. Aku tidak bisa menahan senyum
kecilku, ternyata aku melihat anak lakiku secara diam-diam melakukan
onani di hadapan Mamanya yang sedang telanjang. Aku merasa seperti
tergganggu tetapi juga merasa senang dalam waktu yang bersamaan, bingung
sekali rasanya.
Yang membuat ku senang bukanlah
sesuatu yang sedang dia lakukan. Tetapi Tubuh ku ini, setelah aku
lihat2, aku bangga mempunyai tubuh yang bisa menjadi inspirasi bagi dia,
itu yang membuatku jadi agak tersenyum nakal. Yang membuat ku merara
terganggu dan risih adalah karena tidak ada tanggapan yang sesuai dari
ku sebagai seorang Ibu, aku merasa bersalah karena aku tidak marah
kepadanya. Tapi faktanya, malah membuatku seperti agak sedikit horny dan
merasa berada di dalam keanehan yang eksotik, aku malah merasa sebagai
penari striptis yang sedang tampil di dalam sebuah pelindung kaca.
Aku geser badanku dengan sedikit
goyangan yang sexy, yang memperlihatkan lekuk tubuhku, dan aku mendengar
meningkatnya tempo pergerakan genggaaman tangannya di penisnya. Di
dalam sebuah gerakan tubuhku yang total tanpa aku merasa ragu untuk
memperlihatkan bayangan lekuk tubuhku dari balik penghalang kaca platic
yang buram itu, dan aku tidak tahu dari mana ide ini datang seperti
spontan saja mengikuti naluri, aku majukan perutku ke menghadap plastic
pelindung yang tembus cahaya itu tepat disebelanya adalah muka Robbie
yang sedang mengintipku secara langsung.
Dengan aku memajukan perutku agak
menempel ke kaca tersebut, otomatis dia melihat bagian gelap di bawah
perut Mamanya yang memperlihatkan seperti semak tipis yang gelap yang
sedang disirami oleh siraman air dari shower, dengan gerakan tubuh ku
yang naik dan turun perlahan secara berulang – ulang, dengan sangat
benar-benar memprovokasinya. Menurutku gerakan itu cukup memberikan dia
serangan mendadak ke psikisnya dan membuat dirinya berpikir untuk
mengambil tisu sebanyak-banyaknya untuk menahan semprotan derasnya
aliran sperma yang mengalir deras dari penisnya, agar tidak bercucuran
di lantai. Pikiran nakal yang ada di otakku adalah, menginginkan dengan
sangat untuk menghisap bagian vital dari anak lakiku itu yang sedang
dimainkan olehnya dan melakukan hisapan ketika spermanya keluar bagaikan
air mancur. “ Tapi dia adalah anak laki mu”, protes hati nurani ku,
sambil aku membalikan badanku menjauh dari wujud bayanganya yang sedang
memuntahkan sperma, tapi jariku sendiri malah menyentuh Vaginaku secara
spontan. Menurutku, mungkin saat itu kami mempunyai pikiran yang sama,
tentang ketidak senonohan/lancang mengenai diri kami masing2, berpikir
dengan memutar imajinasi kami tentang keuntungan atau keburukan yang
akan kita dapatkan. “Ibu dan anak sama2 mempunyai nafsu sexual yang
tinggi”, pikirku.
Baca Juga : Cara Merangsang Wanita
Aku menunggunya sampai dia keluar
dari kamar mandiku, dia terliahat seperti terburu-buru saat keluar dari
pintu kamar mandi. Aku tidak tahu, apakah dia sebenarnya tahu apa yang
sedang terjadi, sehingga dia keluar cukup tergesa-gesa, atau dia takut
diketahui oleh diriku, (jika memang aku tidak tahu, tapi mengapa tadi
aku tempelkan tubuhku,agar dia bisa melihatku di kaca plastik ini?) Tapi
sayangnya akibat ketergesa-gesaannya dia telah melewatkan pertunjukan
besar dari ibunya, yang ternyata diriku juga merasakan orgasme, tidak
lama kira2 tidak sampai 30 detik setelah dia keluar dari kamar mandi.
Dan menurutku itu sangat memalukan!! Dan aku mengakuinya kepada diriku
sendiri sesaat setelah aku pulih dari nikmatnya orgasme kecilku. Jika
dia bukan anak ku, mungkin aku sudah tergoda. Aku mengingat kembali
tetang aksi masturbasi kita antara aku dan Robbie yang saling berbalasan
tapi secara sembunyi dan aku mengingatnya satu persatu, aku
membayangkan jika aku jadi Robbie atau pada diriku sendiri, seperti
kejadian yang terjadi begitu saja dan memang tidak terencana tapi memang
sungguh nyata, meskipun diantara kita sekarang sudah tidak di ruangan
yang sama.
Sampai pada suatu kesempatan,
Sally anak perempuanku pergi keluar rumah pagi2 sekali. Dimana menurut
Robbie, Sally pergi untuk melakukan suatu kegiatan di luar rumah. Jadi
kesempatan kali ini, bisa digunakan Robbie untuk mengintip lagi Ibu-nya
yang sedang telanjang. Apakah aksi Robbie sebelumnya, merupakan suatu
kelicikan? Akankah dia melakukannya lagi, dan apakah tanggapanku yang
harus aku buat kali ini? “Ah, tidak, Jangan” tapi pikiran nakalku
berbisik,” Ayolah, sayang, biarkan inspirasi erotis itu datang dan ada
diantara kalian berdua”,hal ini bisa membuatku nakal lebih jauh, dan
libidoku yang tinggi ini ingin merasakan sisi gelap dari sebuah gairah
yang terlarang. Bagaikan seorang permaisuri di dalam novel-novel
romantis yang tertarik kepada Pemuda2 nakal, dan membayangakan pemuda
tersebut sebagai sumber obsesinya, dan gairah kupun kembali menyala.
Aku mencoba untuk menempatkan
diri dan berpikir, jika aku berada pada situasi itu, aku masih belum
bisa menemukan jalan keluar mengenai masalah ini sampai dengan 8 hari
kemudian, sekali lagi privasi ku diserang. Tapi kali ini, sesaat setelah
aku selasai mandi dan bersiap untuk keluar dari kamar mandi, sebelum
Robbie menyelesaikan aksinya. “ Upsss...!!”, kataku. Robbie, berdiri
diatara aku dan handuk besarku yang masih tergantung di gantungan pintu
kamar mandi, dan aku kembali masuk kedalam ruangan shower , lalu aku
berkata “ Hey, sayang..tolong berikan handuk Mama, yang warna merah
jambu, lempar saja handuk itu dari atas!! “
Saya melihat gerakan bayangan
penisnya dari bayangan kaca plastik pelindung, sewaktu dia melemparkan
handuk kepadaku. Aku segera memakai handuk dengan melilitkan kebadanku,
dan aku segera keluar dari ruangan shower.
Sewaktu aku keluar, perasaan ku
seperti meleleh. Aku melihat Robbie dengan celana pendeknya, yang sudah
siap dengan ujung penis yang sudah terlihat keluar dari celananya.
Handuk kecil yang ada ditangannya tidak terlalu lebar untuk menutupi
penisnya, dari situ aku mulai mengerti. Anak laki – laki ku menatap
dengan berani kearah tubuh ibunya. Dia menjulurkan tangannya ke penis
untuk membetulkan posisi penisnya agar lebih nyaman. Dan dia mulai
mengocok Penisnya di depan diriku, namun itu hanya asumsi ku saja
mungkin apa yang ku lihat adalah salah, dan aku akan mencoba
memikirkannya nanti. Saat pertama kali kami menggunakan kamar mandi
bersama, mungkin dia terlihat seperti kejadian yang tidak disengaja,
tapi lama kelamaan dan kali ini, dia lebih berani dan mempunyai maksud
tersembunyi, dan sekarang, dia melakukannya secara nyata di
depanku.”Sudah keterlaluan, menurutku” dan spontan aku langsung menampar
mukanya dengan keras.
Akibat tamparanku, Robbie sangat
kaget, dan akupun juga kaget, mengapa aku menampar Dia, aku agak sedikit
merasa bersalah. Terlihat dari muka Robbie yang sangat kebingungan dan
sangat sedih. Aku tahu bahwa mungkin aku telah salah bertindak, dengan
tidak melihat situasi dan kondisi. Melihat kebingungan dan ketakutannya,
sikap keibuanku pun mulai keluar, dan aku jadi tidak memperhatikan
mengenai keadaanku sekarang yang sudah mendekati telanjang, hanya
berbalut handuk merah jambu, tapi aku tetap acuh dan melupakan keadaan
ku sekarang yang hanya berbalutkan handuk, aku langsung memeluknya
dengan pelukan erat seorang ibu yang sangat sayang kepada anak laki-laki
nya. Penisnya yang tadi berdiri tegak dan keras, menjadi agak lembek
beberapa saat, tapi mukanya secara tidak langsung menempel pada
payudaraku, karena dekapan pelukanku yang erat kepada dirinya.
Aku merasa menjadi sangat buruk
di mata Robbie, dan aku ingin memberikanya suatu ganti rugi untuknya.
“Oohh Robbie anaku sayang, maafkanlah Mama sayang, Mama tidak bermaksud
untuk menyakitimu, soalnya Mama sangat kaget ketika membuka pintu
shower, kamu sedang onani dengan mengintip Mama, dengan melihat tubuh
Mama yang sudah tua ini”.
Robbie hanya terdiam, dengan
mengeluarkan sedikit air mata, dengan tetap meneruskan pelukannya pada
tubuhku dan terus menyandarkan kepalanya di Dadaku. Aku coba mengatakan
kepadanya, agar kejadian ini tidak dianggap sebagai hal yang serius,
dengan mengatakan,” Adakah yang Mama bisa lakukan untuk mu, agar kamu
bisa melupakan kejadian ini, sayang?” , “ Apa yang bisa mama dapakan
untuk bayi Mama ini, apakah kamu mau yang special dari Mama? Ayo, bilang
ke Mama, Sayang!!!”
Sewaktu aku sedang membujuknya,
aku merasakan Puting susuku yang sebelah kiri seperti dihisap. Ternyata
setelah aku melihat kearah Payudaraku, Robbie telah berkata dengan
tersirat melalui aksi mulutnya, apa yang dia inginkan dariku. Apa yang
bisa dilakukan lebih, dari seorang ibu kepada anaknya kecuali
menyusuinya, meskipun anaknya sudah berumur 16 Tahun. Hati dan perasaan
ku seperti menabur rasa kemurnian kasih sayang dari seorang ibu untuk
anaknya melalui bagian tubuh yang sangat intim, yaitu putting susu ku ke
Bibir Robbie. Rasanya aku ingin memelihara kedekatan fisik, tubuh kami
antara aku dan anak ku, sebagai moment yang manis. Sama seperti saat
Robbie masih bayi. Tapi dengan bertumbuhnya kedewasaan diantara kami,
pasti akan menimbulkan image yang buruk.
Aku merasakan Penisnya mulai
mengeras dan berdiri tegak kembali, dan artinya hisapan di Puting susuku
terasa bukan hisapan yang kekanak kanakan, tetapi dengan mengerasnya
Batang penis Robbie, memperlihatkan bahwa dia sedang berada di dalam
samudra gairah yang tak tertahankan!! Gelombang gairah itu pun akhirnya
juga menerpa dan mulai merasuki ku, dan aku mulai terangsang sangat
hebat, sikapku pada saat itu mulai berubah dari seorang wanita yang
sangat keibuan menjadi seorang Ibu yang sangat menginginkan bercinta
dengan seorang pemuda yang umurnya terpaut jauh lebih muda dariku
(MILF). Saya mulai merasakan telapak tangan Robbie, meluncur turun
kebawah perutku dan jari2nya menuju kearah lipatan vertikal ku yang
ditumbuhi bulu halus, yang memang sangat aku rawat, dan sekarang vagina
ku sudah mulai basah oleh cairan kewanitaanku, karena rangsangan yang
hebat yang aku rasakan dari rabaan jari – jari Robbie. Dia pasti tahu
dengan apa yang dia lakukan kepadaku dan akan membuatku menggeliat,
dimana tangan kanannya meyeruak masuk kedalam Vaginaku dan jarinya
memainkan bagian yang paling tervital di tubuhku, jarinya mulai
memelintir dengan halus klitorisku, dan aku merasakan aliran darahku
yang deras berdesir ke seluruh tubuhku, suatu kenikmatan yang sulit
diungkapkan dengan kata-kata, aku merasa seperti melayang jauh tinggi ke
awan. Yang kurasakan ini mungkin karena, Anaku sendiri yang membuatku
jadi begini, memang rasanya terasa sangat jauh berbeda , saat aku
melakukan ini dengan suamiku.
Tanpa sadar aku terus memajukan
pinggulku untuk penetrasi ke dalam sentuhannya jari2nya, kami lakukan
ini dengan sangat perlahan, dan aku sangat menikmatinya. Robbie
memindahkan mulutnya untuk menghisap puting ku yang satu lagi, dan jari
dari tangan kirinya tetep menusuk kedalam liang vaginaku, sambil kadang
memencet klitorisku dengan lembut, dan aku rasakan sisa jarinya yang
masih diluar liang vaginaku meraba bibir anusku dengan nakal, kadang
dimasukan atau menggesek gesek bibir anusku. Aku mulai merasa kehilangan
kontrol terhadap situasi yang terjadi saat itu, aku sangat yakin bahwa
aku tidak mempunyai kehendak untuk menghentikan cekramaan dari
rangsangan gairah nafsu yang sedang membakar kami berdua. Yang terjadi
malah aku mencengkram Bantang penis anaku yang mengacung tinggi dan
keras, yang selama ini anakku pamerkan kepadaku tapi aku acuh tak acuh,
dan aku merasakan kekuatan dari seorang lelaki yang mempunyai nafsu
seperti binatang. Semakin aku berpikir liar, dan aku semakin terangsang
sangat hebat. Sentakan dari desiran darah di dalam adrenalinku merasuki
sistem pertahanan tubuhku, dan aku dibuat sangat lemah karenanya, aku
sudah melupakan kejadian saat aku menamparnya tadi. Dan aku merasakan
lututku mulai melemah.
Robbie mengetahui bahwa memang
pertahananku sudah runtuh, dan dia juga tahu bahwa ibunya sudah pasrah
dengan rangsangan dari kenikmatan siksaan yang dia berikan dan dengan
mudah dia membaringkan tubuhku ke lantai. Karpet berwarna merah muda
pekat, dengan bahan kain sedikit berbulu, melapisi lantai kamar mandi
utama kami, dan menjadi bantalan yang empuk dah halus yang memang tepat
sekali untuk alas bercinta yang sangat indah, aku merasa badanku seperti
perlahan melayang jatuh saat tubuh telanjangku terbaring, lebih
tepatnya dibaringkan diatas bulu2 halus di karpet itu dengan dibantu
oleh Anak lakiku tercinta yang kuat dan sangat tampan. Setelah tubuhku
terbaring di lantai, Robbie langsung memeluku, aku berada di bawahnya
yang juga menyambut pelukan itu dengan langsung mencium bibirnya dengan
penuh gairah yang tertahan untuk diledakan, aku merasakan mulut Robbie
dan merasa anaku ini juga ingin di explor olehku,lidahnya menelusuri
tiap inci dalam mulutku, baru kali ini aku merasakan tentang Robbie anak
laki2 ku yang ternyata sangat hebat dalam bercinta. Aku sempat
terpikir, dengan apa yang sedang terjadi sekarang, dan dampak apa yang
terjadi setelah kejadian ini, dan lama kelamaan bersama dengan desiran
angin asmara diantara aku dan Anakku, pikiran itu hilang terbawa
gelombang kenikmatan surga yang datang menerpa diriku dan aku merasa
seperti tubuhku sedang melayang terbang jauh menuju sebuah Bintang yang
memberikan harapan tentang kenikmatan suatu keintiman Seks yang indah
yang mungkin akan aku rasakan dan diberikan oleh anaku sendiri.
Diriku semakin haus akan
kepuasan, bukan saja haus melainkan aku sudah sangat merasakan lapar
akan kenikmatan Bercinta, aku sudah sangat basah, aku sempat berpikir
biarlah aku Hamil dari anaku sediri, semua sudah kepalang basah, yang
penting aku hanya mau kenikmatan itu, aku arahkan agar Robbie untuk
segera memasukan batang Penisnya yang lumayan besar itu untuk segera
menerobos masuk ke dalam Vagina ibunya yang merah merona dan merekah
yang sudah sangat banjir akan cairan2 kewanitaan. Aku mulai menggenggam
lengan atas Robbie, dan merasakan otot bisep dan trisepnya yang semakin
membuatku bergelora, dengan ketelanjangan kami berdua, aku merasakan
bersatunya tubuh dan badan kami antara ibu dan anak, dengan sensasi yang
benar-benar luar biasa, merasakan kulit ku bersentuhan langsung secara
penuh dengan kulitnya tanpa adanya batasan dan halangan dan kami lakukan
dengan tanpa ada rasa tabu diantara kami. Tubuhku sudah mendekap erat
tubuhnya dan memperlihatkan suatu buaian – buaian kasih sayang dengan
penuh nafsu dan rongrongan birahi. Aku menjadi birahi kepada anak
lakiku, sangat dan teramat sangat, sehinggap Robbie dapat dengan mudah
membuat serapat mungkin tubuhnya kepadaku agar dia dapat lebih leluasa
untuk menentukan posisi yang nyaman untuk menyetubuhi ibu kandungnya
sendiri, yang mungkin terkesan kuno tapi klasik dengan cara bercinta
lelaki diatas perempuan. Dalam situasi berciuman kami yang penuh dengan
hasrat dan birahi, aku bisa merasakan Penisnya mulai menyodok dan mulai
mendorong mencari lubang Vagina ibunya sendiri yang memang sudah basah,
banjir oleh cairan yang licin dan lengket yang sudah siap untuk
diterobos masuk, pintu kenikmatan surgaku seperti diketuk sudah siap
kubuka, kenikmatan surga duniawi yang penuh dengan dosa, tapi sangat
indah dan luar biasa, Surga duniawi sudah menunggu kami, dan kami berdua
siap melayang terbang kesana menggapai kenikmatan yang terbalut dengan
indahnya dosa. Birahi kami sudah sangat tidak bisa kami tolerir.
Tiba-tiba aku merasakan suatu sensasi yang sangat sulit untuk
diungkapan, tanpa tuntunan tangan ku ternyata penisnya telah menyeruak
menerobos masuk dengan hentakan nafsu binatang seorang anak Laki2 dan
terus mendesak terpompa semakin dalam dan semakin dalam ke liang Vagina
ku, dengan ukuran besar dan panjangnya penis anaku aku sedikit merasakan
agak ngilu pada bibir Vagina ku, tapi rasa sakit dan ngilu itu
terhapuskan oleh buaian gelombang nafsu birahiku yang sedang berkobar,
dan aku merasakan suatu sensasi nikmatya dari suatu hujaman yang bisa
menggapai rahimku, dimana kesucianku sebagai seorang ibu telah terengut
dan dirampas oleh anak kandungku,yang selama ini hanya aku khususkan
untuk suami ku tersayang, dengan jujur aku katakan aku menikmati
terenggutnya dan terampasnya kesucian ini, kesucian dari sebuah Vagina,
sebuah rahim seorang ibu yang bisa menghasilkan sumber kehidupan dan
benih dari suatu kehidupan baru.
Penetrasi demi penetrasi kami
lakukan bersama, suatu dorongan, desakan dan hujaman demi hujaman Penis
anak ku kedalam Rahim tempat dimana dulu dia dikandung. Penetrasi itu
menimbulkan setruman setruman, yang secara intensif dari setiap gerakan
didalam persetubuhan fisik kami dalam suatu hubungan sedarah/inces, yang
termotivasi lebih dari suatu pengorbanan ungakapan cinta dari sepasang
manusia. Hujaman Penisnya keluar dan masuk seperti itu berturut turut
kedalam Vaginaku, dan aku dengan sangat senang menerima hujaman tersebut
ke dalam vaginaku, pasti kami merasakan rasa persetubuhan yang sama
indahnya, suatu sensasi kepuasan yang belum tentu bisa di gapai oleh
orang lain. Kenikmatan dari persetubuhan yang nista ini bagaikan
binatang yang tidak mengenal ayah ibu atau anak, yang terpenting adalah
kepuasan, aku merasa menjadi seorang yang primitive seperti tidak ada
laki2 lain di dunia ini yang bisa memberikan aku kepuasan tanpa batas,
erangan demi erangan kami lakukan, desahan demi desahan, dan jeritan
jerita kecil yang ku ungkapan ke telinga Robbie membuatnya semakin Liar
menghujamkan penis besar dan panjangnya itu sedalam dalamnya kedalam
liang Vaginaku sehingga aku merasakan sodokan pada rahimku. Basahan dari
keringat kami berdua yang membasahi sekujur tubuh kami, menimbulkan
suara tepukan yang terdengar sangat dramatis, setiap tepukan dari bagian
tubuh kami dari kulit yang basah oleh keringat, pertemuan antara
selangkangan ku dengan selakangan Robbie yang menimbulkan suara tepukan
dipadukan dengan nikmatnya Sodokan, dan jeritan, sangat sulit
diungkapkan. Yang pasti sangat nikmat. Tubuh kami terkunci dalam suatu
dekapan erat yang tak terlepaskan, dadanya mendekap dadaku sehingga
payudaraku tergencet dan tertumpah menyembul ke samping diantara badanku
dan dia, pinggul dan pahanya menghantam pinggul dan pahaku naik turun
dengan sangat perlahan tapi pasti dengan nafsu birahinya kepadaku,
dengan erat aku cengkram kedua pantat sexy anak ku, membantu mendorong
membuat hujaman2 keras dan sedikit kasar untuk Vaginaku, gerakan yang
sangat bermanfaat dan membuat kami seperti terbang bersama sesaat,
merasakan hujaman demi hujaman yang dia lakukan terhadapku.
Aku mulai menantikan dengan
waswas dan hati berdebar tapi sangat menginginkannya juga, aku sangat
menyukai disaat saat seperti ini dimana aku rasakan sebuah penis yang
besar keras dan panjang akan menyemprotkan sperma di dalam Vaginaku,
penisnya sudah mulai berdenyut dengan hebat,dengan denyutan penisnya itu
pun aku juga mulai merasakan hal yang tak akan pernah kurasakan di di
dalam hidupku, bahwa nafsu birahiku terpuaskan oleh anak kandung ku
sendiri, Suatu sensasi yang memang sangat luar biasa, sepertinya aku
juga akan mengalami oragasme. Sengaja aku tahan oragasme ku agar Aku dan
Robbie dapat bersama menikmati Nikmatnya Suatu dosa hubungan sedarah
antara ibu kandung dengan anak kandungnya. Robbie memiliki Penis dengan
batang dan kepala yang cukup besar, saat dia melakukan hujaman yang kali
ini cukup terasa keras bagiku, tiba-tiba Robbie diam mematung seperti
membeku, badannya bergetar menahan suatu kenikmatan yang selama ini dia
impi-impikan, Aku rasakan Penisnya seperti terkunci tertelan sangat
dalam di vaginaku dengan kepala Penis berada jauh di dalam rahimku, aku
melihat wajahnya yang tampan dan kedewasaan mulai tergambar dari raut
wajahnya yang mungkin nanti menjadi Ayah dari anak yang akan ku kandung
ini. Akhirnya hal yang kutakutkan terjadi aku terlambat mencabut batang
penisnya dari dalam vaginaku, tapi disatu sisi aku merasakan sensasi
nakal yang menjalar di tubuhku yang ingin merasakan rasanya jika dibuahi
oleh anak kandung ku sendiri, Robbie melenguh dan mendesah hebat
Penisnya menyemburkan sperma di Rahimku tempat dimana aku mengandungnya,
semburannya berkali kali sangat kencang terasa, dan saat itu pula aku
merasakan Vaginaku juga berdenyut keras dan aku menjerit histeris karena
merasakan Orgasme yang selama ini belum pernah aku rasakan, karena
sensasi persetubuhan sedarah ini, aku merasa seperti terbebas terbang,
aku orgasme sangat panjang dan lama seiring dengan keluarnya sperma
Robbie yang menyembur di dalam Vaginaku. Terasa hangat basah, gemericik,
sedikit lengket pada selangkangan kami yang menempel terkunci satu sama
lain, dengan aku menyilangkan kakiku pada pinggang Robbie.
“ Mam, aku mengeluarkannya di
dalam...maaf”, ucapnya dengan nada datar, takut aku hamil, tapi dia puas
tanpa ada penyesalan. “Ya Tuhan, Robbie... Kamu ini benar-benar nakal.
Tapi mau gimana lagi, kan sudah keluar?”, itu yang aku katakan
kepadanya. Kami mengalami klimax persetubuhan sedarah yang sangat indah,
terdengar tabu tapi faktanya indah dan luar biasa.
Spermanya perlahan lahan mengalir
keluar dari dalam Vagina ku, bercampur dengan cairan kewanitaan ku,
spermanya sangat banyak, dan aku yakin dia sehat dan pasti spermanya
juga sehat. Hamilkah diriku? Apa yang terjadi, menjadikan kami ketagihan
akan hubungan rahasia yang sangat penuh dengan dosa, aku akan menjalani
hubungan ini dengan caraku, dan aku tidak akan pernah menyerah.
Memang seperti yang aku katakan
di awal cerita ini, perbuatan ini pasti tidak bisa di maafkan, apa yang
kami lakukan pasti akan ada kosekwensinya, aku tahu itu dan aku
mengerti. Tapi disaat Robbie ada disebelahku, dan waktu kami melakukan
Dooggie style, atau jika aku berada diatasnya layaknya wanita penunggang
kuda, atau di manapun kami menumpahkan cairan kenikmatan itu, semuanya
mengandung resiko yang sangat tinggi, ketahuan oleh suami atau orang
lain tentang hubungan sedarah kami, atau aku hamil. Tapi aku, kami
berusaha secantik mungkin agar semua itu tertutup dengan rapih, dan
sepintar mungkin agar aku tidak mengandung benih dari anak ku sendiri.
Tapi sayangnya tetap saja aku berhasil jebol juga. Aku benar-benar
menjadi hamil dari benih anakku sendiri
Singkat kata,” Waktu aku tahu
Anak lakiku masuk kedalam kamar mandi, untuk mengintip Mamanya yang
sedang Mandi, dan menawarkan suatu permainan yang beresiko tinggi, AKU
TIDAK BISA MENOLAKNYA”!!!